Sunday, September 17, 2017

ANALISIS SEGMENTING, TARGETING, DAN POSITIONING PRODUK YAKULT

Yakult adalam minuman susu fermentasi yang mengandung Lactobacillus casci Shirota strain yang dapat mencapai usus dalam keadaan hidup. Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu yakult original dan yakult acc. Yakult original mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri Lactobacillus casci Shirota strain sedangkan Yakult acc mengandung lebih dari 30 milyar Lactobacillus casci Shirota strain ditambah dengan kalsium dan vitamin. PT Yakult itu sendiri hanya memiliki satu jenis produk. Selain itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah tersandarisasi.

Segmenting 
Secara umum, segmenting atau segmentasi adalah kegiatan membagi suatu kelompok pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi ini memiliki manfaat yaitu penjual dan produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran, penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda. Segmentasi pasar dibagi menjadi 3 yaitu, segmentasi geografis, segmentasi demografis, dan segmentasi psikografis.

Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis terbagi atas wilayah, ukuran kota, kepadatan penduduk, iklim, dan keadaan topografis. Produk yakult memfokuskan pemasarannya di daerah kota besar atau kota industri daripada daerah pedesaan dengan alasan konsumen di daerah kota besar ingin mendapatkan produk yang murah, enak dan menyehatkan. 
Segmentasi Demografi
Segmentasi demografis adalah segmentasi yang menyangkut usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, agama, ras, kewarganegaraan, pendidikan, dll.  Produk yakult ini cocok dikonsumsi oleh semua kalangan yaitu anak-anak, remaja, ataupun orang tua segala umur dan cocok untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan karena tentunya dari berbagai kalangan tersebut, mereka masing – masing ingin mencegah berbagai masalah pencernaan dan dengan adanya iklan produk yakult yang sering kita lihat di televisi yaitu bakteri baik di dalam produk yakult dapat menekan bakteri jahat yang berada di dalam usus membuat berbagai kalangan tertarik untuk membeli produk yakult ini. 
Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikologis ini mencakup kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, persepsi dan sikap. Produk yakult ini sangat cocok untuk semua kalangan, baik itu kalangan menengah kebawah maupun kalangan menengah kebawah. Hal ini dikarenakan produk yakult ini memliki harga yang  terjangkau dan dengan harga terjangkau tersebut, konsumen sudah mendapatkan kemasan yakult yang higenis dan mudah dibawa kemana saja. 

Targeting 
Targeting adalah upaya untuk menentukan segmen pasar yang akan dilayani kebutuhannya. Target pasar yang baik adalah dapat diidentifikasi, besar pasar mencukupi, stabil, dan dapat dimasuki. Produk Yakult merupakan produk yang menggunakan  pemasaran tidak terdiferensiasi sehingga produk ini tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Yakult memfokuskan pemasarannya ke daerah kota – kota besar dan sekitarnya dengan menargetkan masyarakat yang sadar akan kesehatan. 

Positioning
Positioning adalah cara produk, merek, atau organisasi perusahaan yang dipresepsikan secara relatif dibandingkan dengan para pesaing oleh pelanggan saat ini dan calon pelanggan. Atau tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (diantara pesaing) dibenak konsumen sasarannya. Yakult ini memposisikan produknya sebagai satu – satunya minuman susu fermentasi bakteri baik untuk kesehatan usus. Dengan slogan minuman susu fermentasi “Cintai ususmu, minum Yakult setiap hari” yang bermanfaat bagi kesehatan sistem pencernaan berhasil secara konsisten menjaga penguasaan pasar dari tahun ke tahun. 


Referensi :
http://blog.ub.ac.id/susanto/2013/04/14/analisis-stp-produk-yakult/
http://myrealblo.blogspot.co.id/2015/12/analisis-strategi-pemasaran-stp-dan.html

Sunday, September 3, 2017

BISNIS KUE OLEH-OLEH KEKINIAN

Perekonomian di Indonesia saat ini  semakin lama semakin bertumbuh dengan baik. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan perekonomian tersebut adalah banyaknya masyarakat yang mulai terjun ke dalam dunia bisnis. Dunia bisnis itu sendiri tidak semudah yang kita bayangkan meskipun peluang untuk mendirikan sebuah bisnis itu sangat besar. Tentunya dibutuhkan berbagai perencanaan yang matang termasuk juga dalam hal pemasaran agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik.
Melihat masyarakat Indonesia saat ini sedang tertarik di bidang kuliner, tidak hanya masyarakat biasa saja yang membuka usaha kuliner. Sejumlah artis pun juga melihat adanya peluang besar dalam bisnis kuliner, sehingga mereka pun mulai membuka usaha dalam bidang kuliner. Seperti yang sedang menjadi tren saat ini yaitu kue oleh-oleh kekinian di kalangan artis. Kue kekinian para artis ini dibawah satu manajemen, yaitu Jannah Corporation atau biasa disebut J-Corp.
Jannah Corporation yang menaungi kue kekinian saat ini yaitu milik Irwansyah dan Zaskia Sungkar. Pasangan selebriti ini memiliki konsep yang unik dalam berbisnis kuliner, yaitu dengan melihat kue oleh-oleh khas daerah di Indonesia namun versi modern nya. Diawali dari sang pemilik, yang mendirikan Surabaya Snow Cake dan Medan Napoleon yang akhirnya sukses menyita perhatian masyarakat sehingga laku dipasaran. Kini sejumlah artis pun tertarik dan bergabung untuk mendirikan kue oleh-oleh kekinian tersebut. Berikut adalah sejumlah artis yang bergabung di Jannah Corporation:

1.      Surabaya Snow Cake – Zaskia Sungkar



2.      Medan Napoleon – Irwansyah

3.      Bandung Makuta – Laudya Chintya Bella

4.      Gigi Eat Cake – Raffi Ahmad & Nagita Slavina

5.      Cirebon Sultana – Indra Bekti

6.      Mamahke Jogja – Zaskia Adya Mecca

7.      Palembang Lamonde – Irwansyah

8.      Really Cake – Prilly Latuconsina

9.      Vidi Vini Vici – Vidi Aldiano
 

10.  Just Cake Pekanbaru – Melly Goeslaw & Anto Hoed


11.  Jambi Jambe – Sarwendah


12.  Semarang Thal Cake – Ruben Onsu

Sejak belum dibukanya toko kue oleh-oleh kekinian tersebut hingga resmi dibukanya, para artis tersebut sangat gencar dalam melakukan promosinya melalui media sosial, seperti yang telah kita ketahui bahwa saat ini masyarakat banyak yang memakai media sosial di dalam kehidupan sehari-hari dari berbagai kalangan usia. Sebelum dibukanya toko kue oleh-oleh kekinian tersebut, para artis sudah melalukan promosi melalui akun media sosial berupa Instagram, yaitu dengan memposting foto /video menarik dengan caption mengenai kapan toko tersebut dibuka, dan sang pemilik pun akan datang ke toko tersebut sehingga masyarakat pun seperti dibuat penasaran dengan kue kekinian yang dijual oleh sang artis dan bisa sekaligus jumpa fans dengan sang pemilik toko kue kekinian tersebut.
Setelah dibukanya toko kue oleh-oleh kekinian tersebut, dapat kita lihat melalui akun media sosial Instagram, mereka memposting bagaimana suasana ramai yang terjadi pada saat konsumen ingin membeli kue tersebut. Dengan begitu, masyarakat akan berpendapat bahwa kue tersebut sangat laku sehingga akan menarik perhatian calon konsumen untuk mencoba kue tersebut. Lalu, hal yang mendasar dari promosi yang dilakukan yaitu dengan kepopuleran sang artis itu sendiri. Walaupun promosi yang dilakukan bukan melalui iklan di berbagai media seperti televisi atau radio, penjualan dari masing-masing toko kue itu sendiri sudah sangat baik.

Segmentasi pasar J-Corp itu sendiri yaitu kalangan anak muda khususnya remaja dan juga ibu-ibu yang aktif dalam media sosial dan juga masyarakat yang mengidolakan artis yang merupakan pemilik salah satu toko kue oleh-oleh kekinian tersebut. Dan tentu saja segmentasi pasar nya juga ditujukan untuk masyarakat yang menyukai kue kekinian yang berupa bolu ini. Strategi untuk mempertahankan pelanggan J-Corp ini yaitu konsumen tentu saja sudah dapat memberikan nilai terhadap rasa dari kue kekinian ini, diharapkan agar J-Corp menghasilkan kue yang pas di lidah orang Indonesia sehingga konsumen tidak membelinya hanya karena penasaran saja. Apabila konsumen sudah merasa “bosan” dengan bolu kekinian tersebut, J-Corp bisa melakukan inovasi untuk menjual kue selain bolu seperti sekarang ini. Dan J-Corp tetap menampilkan konsep uniknya di setiap inovasi yang dilakukan. 

DAFTAR PUSTAKA :
- http://majalahkartini.co.id/berita/selebriti/menyoroti-tren-bisnis-oleh-oleh-selebriti/
- https://www.google.co.id/amp/s/life.idntimes.com/career/amp/novi/10-bisnis-yang-lagi-naik-daun-di-kalangan-pengusaha-usia-20an-apa-saja-sih